Jadilah Dewasa Walaupun Berat

02.25

Manusia modern sebagai makhluk hidup yang lepas dari ketergantungan akan alam (habitatnya) dituntut untuk mampu hidup dengan mandiri dengan menggunakan kemampuan kognitifnya dalam mengatasi berbagai permasalahan. Namun, dalam aspek perkembangan psikologis, manusia masih bergantung kepada manusia lain yang ada disekitarnya. Erikson dalam bukunya Childhood and Society menjelaskan perkembangan manusia terjadi dalam delapan tahap perkembangan. Perkembangan manusia dari satu tahap menuju tahap berikutnya ditentukan oleh berhasil atau tidaknya manusia pada saat tahap sebelumnya.

Erik Erikson adalah seorang psikolog yang lahir pada awal abad ke-20 (1901-1997) yang terpengaruh oleh teori Sigmund Freud. Pertemuan Erikson dengan teori Freud bermula pada pertemuannya dengan Anna Freud yang merupakan anak dari Sigmund Freud pada saat Erikson mendalami Child Analyst di Vienna Psychoanalytic Institute pada tahun 1927-1933. Erikson sebagai NeoFreudian kemudian mengembangkan lagi teori Freud terkait psikoanalisa dengan menambahkan pandanganya terhadap lingkungan sosial kebudayaan yang ada dalam masyarakat sebagai faktor penting yang mempengaruhi psikologi pada manusia. Kemudian, teori psikoanalisa Erikson juga dikenal sebagai teori psikososial. Erik Erikson (1963) dalam karyanya Childhood and Society, menguraikan delapan tahap perkembangan ego dalam teori perkembangannya.. 

Dalam esai ini saya ingin mengurai perkembangan psikososial pada manusia menurut teori delapan tahap Erik Erikson pada diri saya sebagai subjek observasi terutama pada fase dewasa awal (18-40 tahun) yang identik dengan keintiman versus isolasi yang kini saya alami serta fase remaja (12-18 tahun) yang sudah saya lalui yang identik dengan identitas versus kekacauan identitas. 

Masa remaja
Saya memulai observasi perkembangan pada diri saya pada teori Perkembangan Erik Erikson pada tahap kelima yaitu identitas versus kebingungan identitas. Sebagai seorang yang terlahir dari keluarga buruh tani disalah satu desa di ujung timur kabupaten bogor. Jauh dari keramaian sebagaimana kehidupan desa terpencil pada umumnya membuat kehidupan berjalan sesuai adat dan norma kebiasaan yang dianut oleh masyarakat secara turun temurun. 

Kehidupan masa remaja saya merupakan tahap perkembangan yang sangat penting bagi diri saya. Jika pada masa perkembangan sebelumnya (masa kanak-kanak) menurut teori perkembangan Erik Erikson, bahwa mereka mengimajinasikan sebuah identitas. Maka pada tahap perkembangan kelima ini saya sudah menjadi manusia remaja dan menginginkan sebuah identitas yang pasti/tetap. Erikson menamakan masa ini sebagai latensi sosial. Pada masa ini juga saya sudah mulai mengenal hal-hal baru dan keyakinan-keyakinan baru yang saya terima dari lingkungan sosial disekitar. 

Secara umum masa ini juga dikenal sebagai masa puber. Perubahan-perubahan kecil yang terjadi secara biologis pada organ-organ tertentu pada diri saya diyakini berdampak cukup besar dalam mempengaruhi psikologis saya. Selama masa puber, saya dihadapkan pada peran baru saya sebagai sebuah identitas seksual, saya mempertanyakan kembali keyakinan saya dan mempertanyakan seberapa mampu saya dalam menyelesaikan sebuah masalah. Krisis identitas yang terjadi pada diri saya pada tahap ini mengakibatkan pertentangan antara identitas versus kebingungan identitas pada diri saya.

Hal yang paling terasa pada tahap ini adalah saya sudah mampu mengembangkan keyakinan dan kepercayaan tidak hanya bersumber dari kedua orang tua. Pada tahap ini saya mendapatkan kepercayaan dan keyakinan terhadap hal-hal baru, misal agama, politik serta norma sosial tanpa harus ada bimbingan dan kendali dari kedua orang tua. 

Namun karena hal-hal baru yang saya yakini tersebut kemudian membuat kebingungan dan menjadikan krisis identitas pada diri saya. Krisis identitas berujung pada penyangkalan-penyangkalan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya pada diri saya. Walau beberapa penyangkalan tidak berakhir dengan baik, tetapi sebagian besar penyangkalan yang saya alami berakhir menjadi sesuatu perubahan baru yang lebih baik dari keyakinan dan kepercayaan sebelumnya. Erikson menyatakan bahwa berbagai penyangkalan tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan identitas namun juga bisa berperan dalam menjadikan sebuah perubahan baru pada struktur sosial.
 
Masa dewasa
Dimulai pada masa dewasa awal (19-30 tahun) pada tahap ini perasaan keintiman cukup mendominasi. Keintiman dengan pacar, teman, keluarga dan orang terdekat lainnya mampu dirasakan dengan baik. Keintiman bisa dipahami sebagai kemampuan untuk menyatukan identitas kita dengan orang lain tanpa harus cemas akan kehilangan jati diri kita. Tidak seperti tahap perkembangan sebelumnya yang sering kali menjalin hubungan lawan jenis dengan keintiman yang tidak bermakna. Pada tahap dewasa, hubungan yang saya jalani sudah mengarah pada berbagi rasa percaya satu sama lain dan lebih bermakna.

Keintiman dan keterasingan dalam tahap ini berlangsung silih berganti dalam hidup saya. Menurut saya keterasingan itu penting. Pada hakikatnya terutama manusia dewasa membutuhkan keterasingan untuk mendapatkan keintiman dan rasa cinta yang lebih matang lagi. Masalah besar menurut saya jika sebuah hubungan (keintiman) terjadi secara berlebihan, yang akhirnya berakibat pada hilangnya identitas diri.

Cinta menurut saya menjadi fondasi dan kekuatan, yang muncul akibat dari pertentangan krisis keintiman versus keterasingan pada perkembangan tahap dewasa awal. Cinta menurut Erikson adalah sebuah pengabdian, komitmen, passion, intimacy, kerja sama, pertemanan dan persaingan. Eksklusivitas atau keterpisahan merupakan bentuk keterasingan dari cinta yang dapat mengakibatkan patologi pada tahap ini. Patologi akan berdampak pada terhambatnya kemampuan dalam bersaing, berkompromi dan kerja sama yang didasari rasa keintiman dan cinta.

Pada tahap perkembangan dewasa pertengahan di rentang usia 30an tahun saya mulai mencoba menjadi bagian dari struktur sosial di masyarakat dan menerima tanggung jawab yang diberikan oleh masyarakat. Pada periode usia ini saya pernah mengambil beban tanggung jawab dicalonkan oleh masyarakat sebagai calon kades di salah satu desa yang ada di kabupaten Karawang. Namun realita yang terjadi tidak sesuai dengan cita-cita, saya kalah. Pada saat kalah dari pemilihan sebagai calon kepala desa saya mengalami krisis keintiman dan keterasingan yang lebih besar dari sebelumnya sehingga berakibat pada berkurangnya rasa peduli saya akan lingkungan sekitar sebagai wujud perasaan keterasingan akibat kalah dalam pemilihan kepala desa.

Kesimpulan
Kontribusi penting Erikson terhadap psikoanalisanya Freud adalah dengan tegas Erikson dalam teorinya menjelaskan bahwa tahap perkembangan manusia tidak hanya berhenti pada kanak-kanak saja, namun terus berkembang hingga tahap usia lanjut. Dibandingkan dengan psikolog sejamannya, Erikson merupakan orang pertama yang menegaskan tahap penting pada masa remaja serta berbagai permasalahannya, terutama pencarian jati diri remaja. Pertanyaan-pertanyaan serupa yang sering saya renungkan ketika masa remaja seperti pertanyaan siapa diri saya sebenarnya? Apa yang harus saya lakukan dalam hidup? Dan akan menjadi apa saya nanti? 

Pencarian identitas dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut saya yakin sangat menentukan dan berperan penting terhadap hubungan sosial kedepannya, misal hubungan pernikahan, pekerjaan serta cara berperilaku dalam lingkungan sosial. Menjadi dewasa memang berat, namun menyerah dan menyalahkan hidup justru akan membuat kita terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.
***

Bahan bacaan
Childhood and Society karya Erik Erikson
Materi MK Psikoanalisa dan Behaviorisme
A General Introduction To Psychoanalysis karya Sigmund Freud

You Might Also Like

0 komentar