Makam sunan gunung jati - Mencoba menemukan kembali ke-Islaman yang pudar

20.16

Dalam angkutam antar desa, slain ANGKOT (angkutan Perktaan/perdesaan) saya juga seringkali menggunakan armada Elf biasanya ber mesin ISUZU walau ada juga yang ber mesin Mitsubishi dan Hino. Di kabupaten karawang sendiri Elf ini biasanya ada di trayek Loji-Karawang dan Trayek Waadas-Karawang.


Elf cenderung digunakan selain sebagai penumpang (orang) tak jarang pula berpenumpang perabotan, barang dagangan dan bahkan hewan peliharaan. Tak ayal setiap kali naik Elf selalu penuh sesak dengan berbagai isi yang selalu di paksakan oleh pak sopir. Hal yang demikian sangat umum di tahun 90-2000an dimana ketika itu angkutan umum masih menjadi alat transportasi setiap orang. Semenjak ramainya perusahaan kredit kendaraan pada masa sekarang ini, minat orang untuk naik angkutan umum kian berkurang. Banyak faktor tentunya selain kemudahaan kredit kendaraaan pribadi motor maupun mobil, namun juga fasilitas dan kelayakan kendaraan angkutan umum tidak pernah menjadi perhatian para pengusaha angkutan tersebut sehingga akhirnya lambat laun popularitas angkutan umum semakin berkurang.


cuaca siang menjelang sore di dalam elf yang saya tumpangi ini begitu panas, beberapa orang yag duduk dikursi bagian belakang terlihat begitu payah dengan keringat yang membasahi pakiannya. Tak ayal bau mobil yang memang sudah apek ini semakin parah dengan ditambah bau keringat penumpangnya. Tak banyak yang bisa saya lakukan selama didalam bus ini, berharap bisa mendapatkan teman ngobrol selama dalam perjalanan namun yang ada hanya sebuah dus yang entah bersisi apa yang ada disamping saya. Setelah sempat tertidur sebelumnya, akhirnya saya terbangun ketika sampai di perempatan gunung jati lantas kemudian saya turun tepat didepan gerbang makam Syeh Djatul kahfi yang konon katanya merupakan guru dari sunan gunung jati.


Gunung jati sebenarnya hanya sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi, mungki tak sampai sepuluh menit sudah sampai diatas bukit tersebut. hampir sepanjang gunung jati ini dipenuhi dengan berbagai makam dari berbgai generasi. mulai dari kalangan masyarakat biasa sampai dengan bangsawan banyak yang di kuburkan di sepanjang gunung jati ini. selama saya mendaki ke atas bukit gunung jati ini, sepanjang perjalanan banyak sekali pengemis, dan kotak amal yang tak sempat saya hitung, mungkin jumlahnya belasan. Para pengemis terdiri dari anak-anak, manula dan beberapa yang masih muda juga banyak yang menjadi pengemis. Terkadang saya suka miris melihat halnya pengemis ini, dimana seharusnya negara hadir untuk bertanggung jawab terhadap para pengemis tersebut, namun disisi lain watak dan juga mental masyarakat itu sendiri yang pemalas, sehingga akhirnya memilih menjadi peminta-minta.


bangunan makam syeh kahfi ini begitu sederhana, hanya kira seukuran bangunan rumah sederhana mungkin 7x10meter, terlihat ornamen keramik mulai dari bentuk piring pot maupun guci. Selain ornamen islam di gungungjati juga kental kdangan ornamen tiongkok. Alkisah menurut Wikipedia salah satu istri sunan gunung jati merupakan anak salah satu raja dari china Sejarah sunan giunung jati wikipedia. yang menjadikan wilayah gunung jati pada khusunya dan cirebon pada umumnya kental dengan corak budaya tiongkok. Bahkan tak jarang para pejiarah juga dari kalangan masyarakat tiongkok dalam negeri maupun luar negeri.

Setelah selesai membaca surat yasin dan tahlil saya lalu melanjutkan perjalanan menuju makam sunan gunung jati, yang mana letaknya diseberang makam syeh kahfi yang saya datangi ini. Setelah kebingungan mencari pintu masuk menuju makam sunan gunung jati akhirnya saya diberitahu oleh salah satu warga menuju makam sunang gunung jati melalui sebuah gang kecil yang langsung masuk melewati masjid gunung jati dan baru kemudia saya sampai dilokasi makam sunan gunung jati. 

Kesan pertama mengenai komplek makam sunan gunung jati ini meurut saya adakah "eksotis" serasa dibawa kembali ke masa lalu, melihat desain arsitektur komplek pemakaman ini begitu kuno, berbahan kayu jati dan batu alam serta paduan srsitektur jawa dan tiongkok. Komplek pemakaman ini begitu asri, selain memang besih juga teduh. saya sempat beristirahat dengan tiduran hampir satu jam disebuah bangunan yang mirip dengan museum. Setelah keringat kering sayapun masuk ke dalam area makam sunan gunung jati berbaur bersama jamaah lain yang ada disana.


Selain terkenal sebagai kota udang, kota cirebon juga terkenal dengan aneka kulinernya, salah satunya empal gentong. Empal gentong sepintas sayabkira mirip dengan makanan soto secara pengolahan dan penyajian, yang membedakan hanyalah pada bumbu. Semangkuk empal gentong saya bayar hanya dengan 15.000 rupiah, tidak mahal memang namun tidak murah juga untuk kapasitas kantong saya yang hanya seorang pelancong kere. Setelah ritual mengisi perut selesai, saya kembali melanjutkan perjalanan untuk kemudian menuju stasiun prujakan Cirebon. Jarak dari gunung jati menuju stasiun prujakan ini tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 10 kilometer. Tadi sampai 15 menit akhirnya angkot yang saya tumpangi sampai ditujuan. Prujakan - Semarang.

You Might Also Like

0 komentar