Pantai Utara Karawang Yang eksotis

11.40

Minggu 30 April 2017, Pagi ini dengan begitu malas . Semburat matahari di bulan April yang menembus celah-celah jendela menerobos masuk tepat ke arah mataku yang masih terpejam. Sekira jam sembilan pagi ini aku beranjak dari perpaduan. Angin timur menderu membawa debu-debu sawah dan bau jerami busuk di sawah. 

Sambil memanaskan mesin motor, lalu kemudian aku berkemas memasukan perlengkapan tas punggung (backpack) karena memang hari ini aku kepikiran untuk menelusuri pantai Utara Karawang.

Hari ini langit begitu cerah, angin menderu dari arah timur membawa debu dan bau busuk bangkai hewan atau mungkin juga bangkai keong yang dibuang begitu saja didalam karung dipinggir jalan. Keong memang menjadi hama sawah yang sangat mengerikan.

Entah bagaimana melihat pemandangan hamparan sawah di Karawang tetap menjadi daya tarik tersendiri bagiku. Melihat para buruh tani dan petani gurem bergulat dengan lumpur di sawah merupakan etalase kehidupan yang akan membuat kita sadar bahwasanya dalam setiap suap makanan yang menjadi darah dan daging dalam tubuh kita, tersimpan darah dan keringat kaum tani yang menanam dan merawat dengan sepenuh hati.

Jalanan tak lagi ber-cor mulus melainkan sudah memasuki jalan tanah yang tandus dan berdebu. Bau sawah yang sedari tadi dibawa angin timur kini berganti dengan bau amis dan lembab yang berasal dari sebuah pantai di ujung Utara Karawang. Ciparage.

Anak-anak kecil bertelanjang dada berlarian saling mengejar kesana-kemari, di ujung dermaga di sebuah pelelangan ikan suara lantang beberapa nelayan saling bersahutan satu dengan yang lainnya saling berebut harga. Menjelang tengah hari ini saya tiba di salah satu pantai karawang, pantai cibendo desa ciparage. 


You Might Also Like

0 komentar